'/> Pengertian Husnuzan, Fungsi Dan Keuntungannya Dalam Kehidupan

Info Populer 2022

Pengertian Husnuzan, Fungsi Dan Keuntungannya Dalam Kehidupan

Pengertian Husnuzan, Fungsi Dan Keuntungannya Dalam Kehidupan
Pengertian Husnuzan, Fungsi Dan Keuntungannya Dalam Kehidupan
 Husnuzan berdasarkan bahasa berasal dari lafal bahasa Arab  Pengertian Husnuzan, Fungsi dan Manfaatnya dalam Kehidupan

Pengertian Perilaku Husnuzan / Husnudzan
Husnuzan berdasarkan bahasa berasal dari lafal bahasa Arab 'husnun' yang artinya baik dan 'adzzhonnu' yang artinya prasangka. Kata husnudzan berarti prasangka baik yang merupakan lawan dari su'udzan atau prasangka buruk. Sedangkan secara istilah, husnuzab ialah setiap pikiran, perkiraan dan prasangka baik terhadap orang lain.

Membiasakan berperilaku husnusan atau berpasangka baik dalam kehidupan merupakan hal yang penting. Kita sanggup melakukannya terhadap sesama muslim atau lainnya selama mereka tidak mengusik dan mendzolimi kita. Apabila setiap orang telah terbiasa menerapkan sikap husnuzan terhadap sesamanya, maka insya Allah akan terwujud masyarakat yang harmonis, rukun dan saling menjaga. Tidak ada lagi problem yang timbul lantaran prasangka-prasangka jelek (su'uzan) telah dihilangkan diantara mereka.

Hukum Husnuzan Terhadap Sesama
Hukum berhusnuzan terhadap sesama insan ialah mubah atau diperbolehkan. Kadab kita berhusnudzan pada orang lain, berarti kita telah menganggap bahwa orang itu baik. Sebaliknya, kalau kira berprasangka jelek (su'uzan) terhadap orang lain, artinya kita menganggap orang tersebut bersalah, hal ini tentu dihentikan dalam agama. Husnuzan dalam kehidupan sehari-hari akan membawa akhir positif, sedangkan terbiasa su'uzan akan membawa akhir negatif dalam kehidupan kita maupun orang lain.

Bentuk-bentuk Husnuzan

Husnuzan sanggup dilakukan terhadap Allah subhanahu wa ta'ala, diri sendiri, dan orang lain. Namun yang paling utama ialah berhusnudzan kepada Allah Azza Wa Jalla. Mengapa demikian? lantaran Allah-lah yang telah melimpahkan aneka macam karunia dan menyayangi-Nya kepada kita sebagai manusia, diantaranya Allah memmemberikan kita kehidupan, memmemberikan nikmat sehat, akidah dan islam kepada kita, dan apapun lainnya yang telah Allah memberikankan kepada kita. Semua pemmemberikanan Allah yang kita terima harus senantiasa kita sikapi dengan selalu berprasangka baik kepada Allah ta'ala. Bentuk-bentuk sikap husnudzan kepada Allah antara lain selalu bersyukur kepada Allah dan bersikap sabar terhadap segala permasalahan yang terjadi dalam hidup kita.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, Allah Ta’ala berfirman,

أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِى بِى

“Aku sesuai dengan persangkaan hamba pada-Ku” (Muttafaqun ‘alaih). Hadits ini mengajarkan bagaimana seorang muslim harus huznuzhon pada Allah dan mempunyai sikap roja‘ (harap) pada-Nya.

Mengenai arti hadits di atas, Al Qodhi ‘Iyadh berkata, “Sebagian ulama menyampaikan bahwa artinya ialah Allah akan memmemberikan ampunan kalau hamba meminta ampunan. Allah akan mendapatkan taubat kalau hamba bertaubat. Allah akan mengabulkan do’a kalau hamba meminta. Allah akan memperlihatkan kecukupan kalau hamba meminta kecukupan. Ulama lainnya berkata artinya ialah berharap pada Allah (roja’) dan meminta ampunannya” (Syarh Muslim, 17: 2).

Inilah bentuk husnuzhon atau berprasangka baik pada Allah yang diajarkan pada seorang muslim. Jabir berkata bahwa ia pernah mendengar sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dikala tiga hari sebelum wafatnya beliau,

لاَ يَمُوتَنَّ أَحَدُكُمْ إِلاَّ وَهُوَ يُحْسِنُ بِاللَّهِ الظَّنَّ

“Janganlah salah seorang di antara kalian mati melainkan ia harus berhusnu zhon pada Allah” (HR. Muslim no. 2877).

Husnuzhon pada Allah, itulah yang diajarkan pada kita dalam do’a. Kadab kita berdo’a pada Allah kita harus yakin bahwa do’a kita akan dikabulkan dengan tetap melaksanakan lantaran terkabulnya do’a dan menjauhi aneka macam pantangan yang menghalangi terkabulnya do’a.  Karena ingatlah sebenarnya do’a itu begitu ampuh kalau seseorang berhusnuzhon pada Allah.

Allah Ta’ala berfirman,

وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ

“Dan Tuhanmu berfirman: “Berdoalah kepada-Ku, pasti akan Kuperkenankan bagimu.” (QS. Ghofir/ Al Mu’min: 60)

وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ فَلْيَسْتَجِيبُوا لِي وَلْيُؤْمِنُوا بِي لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ

“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu wacana Aku, maka (tasumsilah), sebenarnya Aku ialah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka memberikanman kepada-Ku, biar mereka selalu berada dalam kebenaran.” (QS. Al Baqarah: 186)

Kemudian sesudah berhusnudzan terhadap Allah, kita harus pula berprasangka baik atau berhusnudzan kepada diri sendiri. Husnuzan terhadap diri sendiri yaitu berbaik sangka terhadap segala kemampuan yang dimiliki oleh diri kita sendiri dan juga perjuangan yang telah kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari. Ciri-ciri orang yang berhusnudzan terhadap dirinya sendiri diantaranya mempunyai rasa percaya diri, selalu berusaha secara paling bagus, selalu berpikir faktual dan rela berkorban. Dengan senantiasa berprasangka baik terhadap diri sendiri, pasti kita akan selalu mempunyai semangat yang tinggi untuk meraih kesuksesan dalam hidup.

Selain berhusnudzan kepada Allah dan diri sendiri, kita juga diperintahkan untuk berhusnudzan kepada orang lain. Husnudzan terhadap orang lain berarti menganggap atau memandang orang lain itu baik. Orang yang mempunyai sikap husnudzan terhadap orang lain, pasti hidupnya akan mempunyai banyak teman, disukai mitra dan disegani lawan. Sebaliknya, Allah melarang kita untuk merprasangka jelek kepada orang lain dengan mencari-cari kesalahan orang lain apalagi hingga menggunjingnya. Sebagaimana firman Allah subhanahu wa ta'ala.:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ وَلا تَجَسَّسُوا وَلا يَغْتَبْ بَعْضُكُمْ بَعْضًا

Artinya: "Hai orang-orang yang memberikanman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu ialah dosa, dan janganlah kau mencari-cari kesalahan orang lain, dan janganlah sebagian kau menggunjing sebagian yang lain..." (Q.S. Al-Hujurat: 12)

Dampak Positif / Manfaat Husnuzan
Islam telah menganjurkan umatnya biar senantiasa menjaga prasangka baik terhadap orang lain, lantaran sesungguhnya menyimpan prasangka jelek terhadap orang lain termasuk perbuatan tercela. Husnuzan merupakan salah satu pola akhlaq, sifat atau sikap terpuji yang sanggup kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Selain membawa kebaikan pada orang lain, Husnuzan juga akan membawa kebaikan terhadap diri sendiri. Sebagaimana firman Allah memberikankut:

إِنْ أَحْسَنْتُمْ أَحْسَنْتُمْ لِأَنْفُسِكُمْ

Artinya: "Jika kau berbuat baik (berarti) kau berbuat baik untuk dirimu sendiri..." (Q.S. Al-Isra: 7)

Diantara akhir faktual atau manfaat dari membiasakan berhusnuzan dalam kehidupan, yaitu:

1. Dicintai oleh Allah subhanahu wa ta'ala.
2. Mendapat ketenangan hidup.
3. Membentuk langsung yang tangguh, tidak memperringan dan sepele frustasi dan selalu optimis.
4. Dijauhkan dari hal-hal jelek dan perbuatan munkar.
5. Mempererat tali persaudaraan sehingga terjalin ukhuwah yang mantab antar sesama muslim.
6. Mendapat timbal balik yang baik dari orang lain yang telah kita husnuzani.
Advertisement

Iklan Sidebar