'/> Bacaan Dzikir Sehabis Shalat Sesuai Tuntunan Rasulullah ﷺ

Info Populer 2022

Bacaan Dzikir Sehabis Shalat Sesuai Tuntunan Rasulullah ﷺ

Bacaan Dzikir Sehabis Shalat Sesuai Tuntunan Rasulullah ﷺ
Bacaan Dzikir Sehabis Shalat Sesuai Tuntunan Rasulullah ﷺ
 Penulis Ustadz Yazid bin Abdul Qodir Jawas Bacaan Dzikir Setelah Shalat Sesuai Tuntunan Rasulullah ﷺ
Bismillah walhamdulillah wash shalatu was salamu 'ala Rasulillah, amma ba'du.

Sebagaimana diketahui bahwa Allâh Azza wa Jalla mewajibkan kaum Muslimin berdzikir kepada-Nya setiap siang dan malam sebanyak lima kali dengan cara mendirikan shalat pada waktu-waktu yang telah ditentukan. Selain kelima shalat tersebut, Allâh Azza wa Jalla mensyari’atkan mereka berdzikir sebanyak-banyaknya.

Allâh Azza wa Jalla mensyari’atkan shalat semoga insan berdzikir kepada-Nya (mengingat Allâh) dan juga Allâh Subhanahu wa Ta’ala mensyari’atkan shalat-shalat sunnah, dan mengisi waktu-waktunya dengan amal-amal yang wajib dan sunnah semoga insan senantiasa ingat kepada Allâh Subhanahu wa Ta’ala . Allâh Azza wa Jalla berfirman :

إِنَّنِي أَنَا اللَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا أَنَا فَاعْبُدْنِي وَأَقِمِ الصَّلَاةَ لِذِكْرِي

Sesungguhnya Aku ini ialah Allâh, tidak ada Ilah (yang hak) selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku.” [Thâha/20:14]

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah mengatakan, “Sesungguhnya dalam shalat terdapat (dua hal): (Pertama) menolak sesuatu yang dibenci-yaitu perbuatan keji dan mungkar-, dan (Kedua) mewujudkan sesuatu yang dicintai, yaitu dzikir (mengingat) Allâh Subhanahu wa Ta’ala.

Kemudian, tercapainya sesuatu yang dicintai ini ludang kecepeh besar daripada menolak hal yang dibenci tersebut. Karena dzikirullâh Subhanahu wa Ta’ala ialah suatu ibadah yang semata-mata sebab Allâh, dan ibadah hati kepada Allâh ialah tujuan inti yang diinginkan. Adapun tertolaknya kejelekan dari hati, maka hal itu dimaksudkan sebab selain-Nya, yaitu sebagai penyerta saja.” [al-‘Ubûdiyyah (hlm. 120-121), tahqiq Syaikh ‘Ali bin Hasan al-Halabi.]

Berikut ialah Bacaan Dzikir Setelah Shalat Sesuai Syari'at (Tuntunan Rasulullah ﷺ)

Knorma dan susila selesai mengucapkan Salam, maka membaca:

 اَللَّهُمَّ أَنْتَ السَّلاَمُ، وَمِنْكَ السَّلاَمُ، تَبَارَكْتَ يَا ذَا الْجَلاَلِ وَاْلإِكْرَامِ (3x) أَسْتَغْفِرُ اللهَ
Astaghfirullah (3x). Allahumma antas salaam wa minkas salaam tabaarakta yaa dzal jalaali wal ikraam.

“Aku memohon ampun kepada Allah. (3x) “Ya Allah, Engkau Maha Sejahtera,dan dari-Mu kesejahteraan. Mahasuci Engkau, wahai Rabb Pemilik keagungan dan kemuliaan.” [1]

لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرُ، اَللَّهُمَّ لاَ مَانِعَ لِمَا أَعْطَيْتَ، وَلاَ مُعْطِيَ لِمَا مَنَعْتَ، وَلاَ يَنْفَعُ ذَا الْجَدِّ مِنْكَ الْجَدُّ
Laa ilaaha illallaah wahdahu laa syariika lah, lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa ‘alaa kulli syai-in qadiir. Allaahumma laa maani’a limaa a’thaita wa laa mu’thiya limaa mana’ta wa laa yanfa’u dzal jaddi minkal jaddu.

“Tidak ada ilah yang berhak diibadahi dengan benar melainkan hanya Allah Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagi–Nya. Bagi–Nya segala kerajaan dan bagi-Nya segala pujian. Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. Ya Allah, tidak ada yang mencegah apa yang Engkau diberi dan tidak ada yang memdiberi apa yang Engkau cegah. Tidak berguna kekayaan dan kemuliaan itu bagi pemiliknya dari (siksa)-Mu. [2]

لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ، وَهُوَ عَلى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ، لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ، لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ، وَلاَ نَعْبُدُ إِلاَّ إِيَّاهُ، لَهُ النِّعْمَةُ وَلَهُ الْفَضْلُ، وَلَهُ الثَّنَاءُ الْحَسَنُ، لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُوْنَ
Laa ilaaha illallah wahdahu laa syariika lah. Lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa ‘alaa kulli syai-in qadiir. Laa hawla wa laa quwwata illaa billah. Laa ilaaha illallah wa laa na’budu illaa iyyaah. Lahun ni’matu wa lahul fadhlu wa lahuts tsanaa ul hasan. Laa ilaaha illallaahu mukhlishiina lahud diina wa law karihal kaafiruun.

“Tidak ada ilah yang berhak diibadahi dengan benar melainkan hanya Allah yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya kerajaan dan pujian. Dia Mahakuasa atas segala sesuatu. Tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan (pertolongan) Allah. Tidak ada ilah yang berhak diibadahi dengan benar melainkan hanya Allah. Kami tidak diberibadah kecuali kepada-Nya. Bagi-Nya nikmat, anugerah, dan kebanggaan yang baik. Tidak ada ilah yang berhak diibadahi dengan benar melainkan hanya Allah, dengan memurnikan ibadah hanya kepada-Nya, meskipun orang-orang kafir tidak menyukainya.” [3]

(10x) لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ يُحْيِيْ وَيُمِيْتُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرُ 
Laa ilaaha illallaah wahdahu laa syariika lah. Lahul mulku wa lahul hamdu yuhyii wa yumiit wa huwa ‘alaa kulli syai-in qadiir .

“Tiada ilah yang berhak diibadahi dengan benar melainkan hanya Allah Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagi–Nya, bagi–Nya kerajaan dan bagi-Nya segala pujian. Dia-lah yang menghidupkan (orang yang sudah mati atau memdiberi ruh janin yang akan dilahirkan) dan yang mematikan. Dia-lah Yang Mahakuasa atas segala sesuatu.” (Dibaca 10 x setiap selesai shalat Maghrib dan Subuh). [4]

اَللّهُمَّ أَعِنِّيْ عَلَى ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ
Allahumma a’innii ‘alaa dzikrika wa syukrika wa husni ‘ibaadatika.

“Ya Allah, tolonglah saya untuk berdzikir kepada-Mu, Bersyukur kepada-Mu, serta diberibadah dengan baik kepada-Mu .”  [5]

(33x ) اللهُ أَكْبَرُ (33x ) الْحَمْدُ لِلَّه (33x ) سُبْحَانَ اللهِ  
Subhaanallah (33x) Alhamdulillaah (33x) Allaahu Akbar (33x)

Mahasuci Allah ( 33x) Segala puji bagi Allah (33x) Allah Mahabesar (33x)

لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرُ
Laa ilaaha illallaah wahdahulaa syariikalah , lahul mulku walahul hamdu wa huwa ‘alaa kulli syai-in qadiir

“Tidak ada ilah yang berhak diibadahi dengan benar melainkan hanya Allah Yang Mahaesa, tidak ada sekutu bagi-Nya, bagi-Nya kerajaan, bagi-Nya segala puji. Dia-lah Yang Mahakuasa atas segala sesuatu.” [6]

Kemudian mebaca surat Al-Ikhlash, Al-Falaq dan An-Naas setiap selesai shalat (fardhu). [7]

Membaca ayat Kursi setiap selesai shalat (fardhu). [8]

Setelah selesai shalat Shubuh membaca:

اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا، وَرِزْقًا طَيِّبًا، وَعَمَلاً مُتَقَبَّلاً
Allaahumma innii as-aluka ‘ilman naafi’an, wa rizqan thayyiban, wa ‘amalan mutaqabbalaa

“Ya Allah, bahu-membahu saya mohon kepada–Mu ilmu yang berkhasiat, rizki yang halal dan amal yang diterima.” [9]

Footnote :

[1]. Muslim no. 591 (135), Ahmad ( V/275,279 ) , Abu Dawud no. 1513, an-Nasa-i III/68, Ibnu Khudzaimah no. 737, ad-Darimi I/311 dan Ibnu Majah no. 928 dari Sahabat Tsauban radhiyallahu ‘anhu

Penjelasan : Tidak boleh ditambah-tambah dengan kata:

وَإِلَيْكَ يَعُوْدُ السَّلاَمُ فَحَيِّنَا رَبَّنَا بِالسَّلاَمِ وَأَدْخِلْنَا دَارَ السَّلاّمِ

Bacaan ini tidak ada asalnya dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Lihat Misykatul Mashabih, 1:303

[2]. HR. Al-Bukhari no. 844 dan Muslim no. 593, Abu Dawud no. 1505, Ahmad IV/245, 247, 250, 254, 255, Ibnu Khuzaimah no. 742, ad-Darimi I/311, dan an-Nasa-i III/70, 71, dari al-Mughirah bin Syu’bah

[3]. HR. Muslim no. 594, Ahmad IV/4, 5, Abu Dawud no. 1506, 1507, an-Nasa-i III/70 , Ibnu Khuzaimah no. 740, 741, Dari ‘Abdullah bin az-Zubair Radhiyallahu ‘anhu

[4]. Nabi Shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda : Barang siapa sehabis shalat maghrib dan shubuh membaca :

لاَ إِلَـهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ يُحْيِيْ وَيُمِيْتُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرُ (10x )

“Allah akan tulis setiap satu kali 10 kebaikan, dihapus 10 kejelekan, diangkat 10 derajat, Allah lindungi dari setiap kejelekan, dan Allah lindungi dari godaan syaitan yang terkutuk.” (HR. Ahmad IV/227, at-Tirmidzi no. 3474). At-Tirmidzi berkata : “Hadits ini hasan gharib shahih.” (Lihat shahiih al-Targhiib wat Tarhiib I/322-323 no. 474,475, dan no. 477, Zaadul Ma’aad I/300-301, dan Silsilah al-Ahaadiits ash-shahiihah no. 113, 114 dan no. 2563).

[5]. HR. Abu Dawud no. 1522, an-Nasai III/53, Ahmad V/245 dan al-Hakim (I/273 dan III/273) dan dishahihkannya, juga disepakati oleh adz-Dzahabi, yang mana kedudukan hadits itu menyerupai yang dikatakan oleh keduanya, bahwa Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam pernah memdiberikan peninggalan kepada Mu’adz semoga ia mengucapkannnya di setiap simpulan shalat.

[6]. “Barangsiapa membaca kalimat tersebut setiap selesai shalat, akan diampuni kesalahannya, sekalipun menyerupai buih di lautan.” (HR. Muslim no. 597, Ahmad II/371,483, Ibnu Khuzaimah no. 750 dan al-Baihaqi III/187).

[7]. HR. Abu Dawud no. 1523, an-Nasa-i III/68, Ibnu Khuzaimah no. 755 dan Hakim I/253. Lihat pula Shahiih at-Tirmidzi III/8 no. 2324. Ketiga surat tersebut dinamakan al-Mu’awwidzaaat, lihat pula Fat-hul Baari IX/62. Dari Uqbah bin “Amir Radhiyallahu ‘anhu

[8]. “Barang siapa membacanya setiap selesai shalat, tidak ada yang menghalanginya masuk Surga selain kematian.” HR. An-Nasa-i dalam ‘Amalul Yaum wal Lailah no. 100 dan Ibnus Sunni no. 124, dari Abu Umamah radhiyallahu ‘anhu, dinyatakan shahih oleh Syaikh al-Albani dalam Shahiihul Jaami’ dan Silsilah al-Ahaadits ash-Shahiihah II/697 no. 972.

[9]. HR. Ibnu Majah no. 925, Shahiih Ibni Majah I/152 no. 753 dan Ibnus Sunni dalam ‘Amalul Yaum wal Lailah, Ahmad VI/322 dan sangat menguasai hadits yang lain. Lihat kitab Shahiih Ibni Majah I/152 dan Majma’uz Zawaa-id X/111, shahih.

Dinukil dari buku Doa dan Wirid yang disusun oleh Ustadz Yazid Abdul Qadir Jawas halaman 209- – 214, Penerbit Pustaka Imam Asy-Syafii.
Advertisement
Previous
This Is The Oldest Page

Iklan Sidebar